TO: FG19 :)
DATE: 21:48 WIB 30 AGUSTUS 2018
DATE: 21:48 WIB 30 AGUSTUS 2018
Aku merindukan masa-masa itu, titik pertama pada satu kejadian yang telah mempertemukan kita, aku menyebutmu sebagai takdir. semuanya berubah ketika aku bertemu denganmu. Di sini, di dada sebelah kiri, di sudut yang paling sunyi telah kuselipkan namamu, agar di setiap detaknya ada doa untukmu.Cinta itu tumbuh. Aku mencintaimu seperti aku sekarang, karena tak ada yang berubah sejak pertama kali aku mengatakannya.
Aku hanya bisa membaca ulang percakapan kita beberapa hari yang lalu. Mungkin, kamu tidak akan pernah tahu, di tengah kelelahanku sebenarnya aku masih membutuhkanmu. Kalau boleh jujur, aku sangat ingin ditenangkan oleh percakapan kita seperti beberapa waktu yang lalu. Saat kamu menanyakan apa saja yang
sudah aku makan, saat kamu menasehatiku banyak hal, saat kamu membuatku semakin merindukanmu,saat kamu selalu berhasil membuatku
tertawa, dan saat kita masih dalam keadaan baik-baik saja.
tertawa, dan saat kita masih dalam keadaan baik-baik saja.
Aku tidak berkata bahwa saat ini kita tidak baik-baik saja, tapi bisakah kau menjawab apa yang
terjadi di antara dua orang; yang sekarang tidak lagi saling menyapa ketika beberapa tahun yang lalu sangat dekat dan mereka masih bisa tertawa dan bercanda? Aku
merindukanmu, merindukan percakapan kita hingga larut malam. Aku rindu diriku yang rela menunggumu membalas pesan singkatku. Aku rindu melihat ponselku hanya untuk membaca semua pesanmu. Aku rindu kebahagiaan kecil yang kau berikan padaku, kebahagiaan-kebahagiaan
yang bahkan sulit untuk dijelaskan dan diartikan.
Aku jelas memendam perasaan padamu, sayangnya (mungkin) kamu tidak merasakan perasaan yang sama.Beberapa hari ini, aku menepis dan melawan keinginanku sendiri untuk mencari tahu tentangmu. Karena bagaimanapun aku menangis,mengeluh, bercerita di dunia maya, atau apapun itu-- tidak akan membuatmu paham dan mengerti. Uh, iya, aku tahu,aku ini terlalu sering pakai perasaan. Aku paham bahwa aku bukan tipemu,astaga laki-laki sepertiku yang gampang nangis ini tidak akan pernah cocok bersanding dengan perempuan sekuat kamu. Tidak akan pernah dan aku sangat sadar soal itu. Apalagi berhak cemburu? Aku tahu,aku tidak punya hak, tidak punya wewenang untuk mengaturmu chat dengan siapapun. Yang aku tahu,aku mencintaimu, dan biarlah ini menjadi rahasiaku, dan biarlah ini menjadi perasaan yang selamanya (mungkin) tidak akan pernah kau pedulikan.Jadi, biarkan aku ini tetap jadi laki-laki yang selalu diam.
Aku akan terus diam, menatapmu dari jauh,mendoakanmu dari sini. Aku akan sukses dengan duniaku dan Kamu akan sukses dengan duniamu. Dan,dunia kita tidak akan pernah bertemu di satu titik
meskipun sama-sama berjalan beriringan. Aku tahu, doa kita tidak akan pernah sama, aku mendoakanmu, kamu mendoakan entah. Tapi, percayalah,Aku tidak pernah berpikiran untuk membalasmu sedikit pun. Aku hanya akan diam ketika kamu menghancurkan hatiku.
Aku akan menyimpannya dan menyatukannya kembali sendiri. Aku hanya akan memendam kekecewaanku dalam-dalam kepadamu. Aku hanya akan tersenyum. Aku hanya akan mendoakan semoga hidupmu diiringi kebahagiaan selalu.
Aku tidak apa-apa, Sayang! Tenanglah, saja! Jalani saja yang hatimu mau. Jika kamu membutuhkanku, datanglah ke sini! Aku di sini untukmu, meskipun hatiku belum sepenuhnya sembuh. Tidak akan kamu rasakan kekecewaanku. Aku tidak apa-apa, Sayang. Berlarilah sejauh mungkin, kejarlah apa yang kamu mau! Kembalilah kapan saja! Kamu tidak perlu takut sendirian. Selama ini, bukankah aku selalu ada ketika kamu butuhkan?
Ketika hatiku hanya berjuang sendiri, rasa sayang ini telah ada pada saat yang tidak pernah kuminta. Duniaku tak seindah dulu. Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu karena kesedihan tidak pernah punya suara, seperti rinduku pada seseorang yang hanya diam.
Pada akhirnya kau akan mengenang masa-masa itu dengan senyum tanpa dendam. Tanpa beban semuanya sudah lama berlalu. Kau bilang aku akan kuat, kau bilang aku pasti bisa melupakanmu. Tapi kau tidak pernah tau, aku tidak sekuat itu. Aku tak pernah memilih untuk pergi. Kaulah yang membuatku pergi. Mendiamkanku saat aku mencintaimu. Mengabaikanku saat aku merindukanmu.:)