Foto Adolf Hitler dan Geli Raubal
Adolf Hitler dalam sebuah acara jamuan makan yang diadakan pada tahun 1930. Di sebelah kanan adalah Gauleiter Berlin Joseph Goebbels sementara antara Hitler dan Goebbels adalah Geli Raubal yang merupakan kekasih rahasia Hitler. Foto oleh Heinrich Hoffmann yang merupakan fotografer pribadi Hitler
Acara makan siang para petinggi Nazi di Lambach (Chiemsee) untuk merayakan isbat anak dari Heinrich Hoffmann (fotografer pribadi Hitler) - yang juga bernama Heinrich Hoffmann - tanggal 29 Maret 1931. Disini kita bisa melihat di deretan kanan: Adolf Hitler, Joseph Goebbels, dan Geli Raubal. Sementara di eretan kiri: Hermann Esser dan Franz Xaver Schwarz. Foto oleh Heinrich Hoffmann (senior)
Acara kumpul-kumpul para petinggi Nazi di Lambach (Chiemsee) untuk merayakan isbat anak dari Heinrich Hoffmann (fotografer pribadi Hitler) - yang juga bernama Heinrich Hoffmann - tanggal 29 Maret 1931. Dari kiri ke kanan: mengelilingi meja dari kiri ke kanan: Hermann Esser, Heinrich Hoffmann, Adolf Hitler, Geli Raubal, dan Joseph Goebbels
Adolf Hitler dan Geli Raubal bersantai sambil berjemur di halaman Haus Wachenfeld, Berghof/Obersalzberg, musim panas 1931. Foto ini diambil oleh Heinrich Hoffmann, fotografer pribadi Hitler. Angela Maria "Geli" Raubal (4 Juni 1908 – 18 September 1931) adalah keponakan Hitler sendiri karena merupakan anak dari adik tirinya, Angela Hitler (yang menikah dengan Leo Raubal). Geli mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan "onkel Hitler" dari tahun 1925 sampai dengan saat kematiannya akibat bunuh diri di tahun 1931
Adolf Hitler dan Geli Raubal bersantai sambil berjemur di halaman Haus Wachenfeld, Berghof/Obersalzberg, musim panas 1931. Foto ini diambil oleh Heinrich Hoffmann, fotografer pribadi Hitler. Angela Maria "Geli" Raubal (4 Juni 1908 – 18 September 1931) adalah keponakan Hitler sendiri karena merupakan anak dari adik tirinya, Angela Hitler (yang menikah dengan Leo Raubal). Geli mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan "onkel Hitler" dari tahun 1925 sampai dengan saat kematiannya akibat bunuh diri di tahun 1931
Sumber :
www.auctions.alexautographs.com
www.elektra.bsb-muenchen.de
www.liveauctioneers.com
Tuesday, December 16, 2014
Rencana Adolf Hitler untuk Mengobarkan Perang Dunia II
Oleh : Fachrizal
Sejak awal karirnya sampai hari kematiannya, Adolf Hitler hanya mempunyai dua tujuan utama. Tujuan utamanya adalah tambahan secara paksa Lebensraum (ruang hidup) untuk rakyat Jerman. Kedua, dia menginginkan semacam perhitungan terakhir dengan bangsa Yahudi.
Langkah awal untuk menuju Lebensraum terjadi pada tahun 1935 ketika Hitler secara terbuka melanggar Perjanjian Versailles dengan memulai lagi wajib militer dan dengan cepat membangun kembali angkatan bersenjata Jerman. Hitler kemudian mengatur untuk merundingkan suatu pakta kelautan dengan Inggris yang akan mengizinkan Jerman memiliki angkatan laut 35 persen dari armada Inggris, dan juga armada kapal selam dengan jumlah yang sama.
Hitler menyadari bahwa para pemimpin dunia akan menjadi semakin gelisah saat Jerman dipersenjatai lagi, yang berperan dalam malapetaka perang dunia dua puluh tahun yang lalu. Hitler secara terus-menerus meyakinkan para diplomat, dan siapapun yang mendengarkan, bahwa pembangunan militer Jerman adalah semata-mata untuk pertahanan yang dirancang untuk menempatkan Jerman berdiri sejajar dengan negara di sekitarnya. Betapapun, dia akan bertanya, tidakkah negara Jerman mempunyai hak untuk mempertahankan diri seperti setiap negara lain?
Hitler akan menjawab pertanyaannya sediri dengan persetujuan sementara pada saat yang sama berjanji bahwa Jerman tidak akan merusak perdamaian. Untuk menekankan hal itu, Hitler mengucapkan beberapa pernyataan luarbiasa tentang kengerian perang, yang dia saksikan sendiri sebagai prajurit di garis depan. Pada tanggal 21 Mei1935, dia menyatakan dalam pidato utamanya: “Darah yang tumpah di benua Eropa pada pertempuran dalam tiga ratus tahun terakhir tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi negara-negara yang terlibat dalam peristiwa itu. Pada akhirnya, Perancis tetap Perancis, Jerman Jerman, Polandia Polandia, dan Italia Italia. Betapa keangkuhan dinasti, nafsu politik dan patriotik buta telah tercapai dengan caranya yang nyata sejauh ini untuk mencapai perubahan politik dengan sungai darah, mengenai perasaan nasional, tidak lebih dari sekedar menyentuh kulit bangsa-bangsa. Hal itu tidak secara pokok mengubah karakter dasar mereka. Jika negara-negara telah melakukan perubahan dari pengorbanan mereka menuju tujuan yang lebih bijaksana, kesuksesan akan lebih besar dan lebih tetap.”
Para pemimpin Perancis dan Inggris, dan negara-negara kecil tetangga Hitler, secara alami terkesan dengan sentimen seperti itu. Bertahun-tahun kemudian, mereka akan menemukan bahwa pada saat Hitler berbicara seperti itu dia juga menyetujui Undang-undang Pertahanan Reich rahasia yang menempatkan Jerman dalam perang ekonomi dan menghidupkan kembali organisasi Staff Jenderal angkatan bersenjata, yang dilarang setelah Perang Dunia I.
Banyak diplomat secara ceroboh memegang kata-kata Hitler dan berpikir bahwa dia adalah orang yang meyakinkan, bahkan dapat dipercaya. Hal itu, tentu saja tepat seperti yang diinginkan Hitler untuk mereka pikirkan. Dia membuat mereka secara nyata berada pada keadaan yang merugikan, karena mereka tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang ada dalam pikirannya. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan seorang yang secara terus-menerus menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Hitler dapat melihat mata seseorang dan berbohong dengan penuh kesungguhan hati. Dia juga berbohong pada seluruh dunia melalui siaran radio, diakhiri pernyataan tentang keinginannya untuk perdamaian, bahkan dia sangat cinta perdamaian, semuanya itu dikatakan sementara secara rahasia menyiapkan malapetaka peperangan lainnya.
Rakyat Jerman dan pejabat tinggi Reich tidak mengerti seberapa dalam sinisme Führer mereka, tetapi mereka akan segera mengetahuinya cepat atau lambat. Bagi pejabat tinggi angkatan bersenjata Jerman pengungkapan rahasia itu datang pada tanggal 5 November 1937, ketika Hitler mengadakan suatu konferensi rahasia dan menguraikan rencananya untuk mendapatkan Lebensraum atas negara lain.
Rapat itu diadakan di dalam istana kanselir Reich di Berlin pada pukul 4:15 sore. Hebatnya, sebelumnya pada hari yang sama, Hitler bertemu dengan duta besar Polandia dan menandatangani perjanjian yang meyakinkan bahwa Jerman akan menghormati batas wilayah Polandia.
Hadir dalam konferensi rahasia adalah dua Panglima angkatan bersenjata Jerman; Marsekal Medan Werner von Blomberg, dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Juga dihadiri oleh Panglima angkatan laut Erich Raeder, bersama dengan Hermann Göring yang mengepalai Angkatan udara baru Jerman (diantara banyak jabatan lainnya). Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath juga ada di sana, bersama dengan Kolonel Friedrich Hossbach, ajudan militer Hitler, yang mencatat menit-menit selengkapnya dalam pertemuan yang kemudian dikenal sebagai konferensi Hossbach atau Memorandum Hossbach.
Hitler memulai pertemuan empat jam itu dengan menanyai masing-masing orang untuk bersumpah dengan janji rahasia. Dia kemudian memberitahu mereka bahwa peristiwa kematiannya yang terlalu muda mungkin terjadi mengikuti hal yang akan diutarakannya sehingga harus dihormati keinginan terakhir dan surat wasiatnya.
Dia mulai penjelasannya dengan menjelaskan teorinya tentang Lebensraum, menyatakan bahwa Jerman mempunyai “suatu inti rasial yang padat ” dan bahwa orang Jerman berhak atas “ruang hidup yang lebih luas daripada masyarakat lainnya.”
“Sejarah dari berbagai zaman – Kerajaan Romawi dan Kerajaan Inggris – telah membuktikan bahwa perluasan hanya dapat dilakukan dengan mendobrak perlawanan dan mengambil resiko…tidak pernah ada ruang tanpa pemilik…penyerang selalu berhadapan dengan suatu penguasa,” Hitler menegaskan. “Pertanyaan untuk Jerman adalah: dimana dia mendapat yang terbesar dengan biaya rendah?”
Hitler menunjukkan dua halangan utama; “…dua musuh dibenci yang mengilhami, Inggris dan Perancis, yang bagi mereka Jerman di tengah Eropa adalah duri dalam daging…”
“Masalah [Lebensraum] Jerman hanya dapat dipecahkan oleh kekuatan,” kata Hitler, tetapi “masih tetap menyisakan pertanyaan ‘dimana’ dan ‘bagaimana’…”
Hitler ingin mengungkapkan persoalan Lebensraum pada tahun 1943 sampai 1945 pada saat akhir untuk menjaga terhadap kekunoan militer, usia pemimpin-pemimpin Nazi, dan, “waktu itu saat seluruh dunia masih menyiapkan pertahanan dan kita membantu penyerangan.”
Walaupun tujuan utama Hitler mendapatkan Lebensraum di Timur, bernama Russia, dia memusatkan seluruh konferensi pada tujuan pertamanya, penguasaan atas Austria dan Czechoslovakia untuk melindungi sayap timur dan selatan Jerman. Hitler menguraikan tiga strategi untuk mendapatkan hal ini, masing-masing dirancang berperan besar pada kelemahan politik dan militer Perancis dan Inggris.
Dalam skenario pertama, Hitler akan menunggu sampai tahun 1943 ketika pemulihan persenjataan selesai dan Perancis dan Inggris akan dengan kesulitan mengikuti. Yang kedua, dia akan bertindak cepat dengan mengamati masalah politik internal Perancis, menunggu peluang untuk menyerang Czechoslovakia pada saat Perancis dilemahkan oleh krisis utama seperti perang sipil. Ketiga, dia akan menyerang secepatnya pada tahun 1938 ke Austria dan Czechoslovakia jika Perancis jatuh dalam konflik militer dengan negara lain, seperti dengan sekutu baru Jerman, Fasis Italia.
Penjelasan Hitler yang dapat menyebabkan resiko dimulainya perang dalam skala besar di Eropa itu mengejutkan yang hadir, terutama Blomberg dan Fritsch yang, sesuai dengan catatan Hossbach, “berulangkali meyakinkan pentingnya Inggris dan Perancis tidak berperan sebagai musuh kita.”
Mereka tidak keberatan secara moral atas rencana perang Hitler tetapi hanya berdasarkan pertimbangan praktis. Jerman, dalam pandangan mereka, jauh dari siap untuk perang, dan bahkan pada tahun 1943 tidak akan cukup punya persenjataan.
Setelah konferensi, Neurath yang kebingungan pulang dan menderita serangkaian serangan jantung. Sementara itu, Blomberg dan Fritsch, tetap teguh menolak rencana Hitler. Reaksi mereka sepenuhnya tak dapat diterima oleh Führer dan dia memutuskan keduanya harus pergi. Untuk menyingkirkan dua jenderal itu, Hitler akan menyerahkan pada ahli pembuat jebakan, Himmler dan Heydrich.
Langkah awal untuk menuju Lebensraum terjadi pada tahun 1935 ketika Hitler secara terbuka melanggar Perjanjian Versailles dengan memulai lagi wajib militer dan dengan cepat membangun kembali angkatan bersenjata Jerman. Hitler kemudian mengatur untuk merundingkan suatu pakta kelautan dengan Inggris yang akan mengizinkan Jerman memiliki angkatan laut 35 persen dari armada Inggris, dan juga armada kapal selam dengan jumlah yang sama.
Hitler menyadari bahwa para pemimpin dunia akan menjadi semakin gelisah saat Jerman dipersenjatai lagi, yang berperan dalam malapetaka perang dunia dua puluh tahun yang lalu. Hitler secara terus-menerus meyakinkan para diplomat, dan siapapun yang mendengarkan, bahwa pembangunan militer Jerman adalah semata-mata untuk pertahanan yang dirancang untuk menempatkan Jerman berdiri sejajar dengan negara di sekitarnya. Betapapun, dia akan bertanya, tidakkah negara Jerman mempunyai hak untuk mempertahankan diri seperti setiap negara lain?
Hitler akan menjawab pertanyaannya sediri dengan persetujuan sementara pada saat yang sama berjanji bahwa Jerman tidak akan merusak perdamaian. Untuk menekankan hal itu, Hitler mengucapkan beberapa pernyataan luarbiasa tentang kengerian perang, yang dia saksikan sendiri sebagai prajurit di garis depan. Pada tanggal 21 Mei1935, dia menyatakan dalam pidato utamanya: “Darah yang tumpah di benua Eropa pada pertempuran dalam tiga ratus tahun terakhir tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi negara-negara yang terlibat dalam peristiwa itu. Pada akhirnya, Perancis tetap Perancis, Jerman Jerman, Polandia Polandia, dan Italia Italia. Betapa keangkuhan dinasti, nafsu politik dan patriotik buta telah tercapai dengan caranya yang nyata sejauh ini untuk mencapai perubahan politik dengan sungai darah, mengenai perasaan nasional, tidak lebih dari sekedar menyentuh kulit bangsa-bangsa. Hal itu tidak secara pokok mengubah karakter dasar mereka. Jika negara-negara telah melakukan perubahan dari pengorbanan mereka menuju tujuan yang lebih bijaksana, kesuksesan akan lebih besar dan lebih tetap.”
Para pemimpin Perancis dan Inggris, dan negara-negara kecil tetangga Hitler, secara alami terkesan dengan sentimen seperti itu. Bertahun-tahun kemudian, mereka akan menemukan bahwa pada saat Hitler berbicara seperti itu dia juga menyetujui Undang-undang Pertahanan Reich rahasia yang menempatkan Jerman dalam perang ekonomi dan menghidupkan kembali organisasi Staff Jenderal angkatan bersenjata, yang dilarang setelah Perang Dunia I.
Banyak diplomat secara ceroboh memegang kata-kata Hitler dan berpikir bahwa dia adalah orang yang meyakinkan, bahkan dapat dipercaya. Hal itu, tentu saja tepat seperti yang diinginkan Hitler untuk mereka pikirkan. Dia membuat mereka secara nyata berada pada keadaan yang merugikan, karena mereka tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang ada dalam pikirannya. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan seorang yang secara terus-menerus menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Hitler dapat melihat mata seseorang dan berbohong dengan penuh kesungguhan hati. Dia juga berbohong pada seluruh dunia melalui siaran radio, diakhiri pernyataan tentang keinginannya untuk perdamaian, bahkan dia sangat cinta perdamaian, semuanya itu dikatakan sementara secara rahasia menyiapkan malapetaka peperangan lainnya.
Rakyat Jerman dan pejabat tinggi Reich tidak mengerti seberapa dalam sinisme Führer mereka, tetapi mereka akan segera mengetahuinya cepat atau lambat. Bagi pejabat tinggi angkatan bersenjata Jerman pengungkapan rahasia itu datang pada tanggal 5 November 1937, ketika Hitler mengadakan suatu konferensi rahasia dan menguraikan rencananya untuk mendapatkan Lebensraum atas negara lain.
Rapat itu diadakan di dalam istana kanselir Reich di Berlin pada pukul 4:15 sore. Hebatnya, sebelumnya pada hari yang sama, Hitler bertemu dengan duta besar Polandia dan menandatangani perjanjian yang meyakinkan bahwa Jerman akan menghormati batas wilayah Polandia.
Hadir dalam konferensi rahasia adalah dua Panglima angkatan bersenjata Jerman; Marsekal Medan Werner von Blomberg, dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Juga dihadiri oleh Panglima angkatan laut Erich Raeder, bersama dengan Hermann Göring yang mengepalai Angkatan udara baru Jerman (diantara banyak jabatan lainnya). Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath juga ada di sana, bersama dengan Kolonel Friedrich Hossbach, ajudan militer Hitler, yang mencatat menit-menit selengkapnya dalam pertemuan yang kemudian dikenal sebagai konferensi Hossbach atau Memorandum Hossbach.
Hitler memulai pertemuan empat jam itu dengan menanyai masing-masing orang untuk bersumpah dengan janji rahasia. Dia kemudian memberitahu mereka bahwa peristiwa kematiannya yang terlalu muda mungkin terjadi mengikuti hal yang akan diutarakannya sehingga harus dihormati keinginan terakhir dan surat wasiatnya.
Dia mulai penjelasannya dengan menjelaskan teorinya tentang Lebensraum, menyatakan bahwa Jerman mempunyai “suatu inti rasial yang padat ” dan bahwa orang Jerman berhak atas “ruang hidup yang lebih luas daripada masyarakat lainnya.”
“Sejarah dari berbagai zaman – Kerajaan Romawi dan Kerajaan Inggris – telah membuktikan bahwa perluasan hanya dapat dilakukan dengan mendobrak perlawanan dan mengambil resiko…tidak pernah ada ruang tanpa pemilik…penyerang selalu berhadapan dengan suatu penguasa,” Hitler menegaskan. “Pertanyaan untuk Jerman adalah: dimana dia mendapat yang terbesar dengan biaya rendah?”
Hitler menunjukkan dua halangan utama; “…dua musuh dibenci yang mengilhami, Inggris dan Perancis, yang bagi mereka Jerman di tengah Eropa adalah duri dalam daging…”
“Masalah [Lebensraum] Jerman hanya dapat dipecahkan oleh kekuatan,” kata Hitler, tetapi “masih tetap menyisakan pertanyaan ‘dimana’ dan ‘bagaimana’…”
Hitler ingin mengungkapkan persoalan Lebensraum pada tahun 1943 sampai 1945 pada saat akhir untuk menjaga terhadap kekunoan militer, usia pemimpin-pemimpin Nazi, dan, “waktu itu saat seluruh dunia masih menyiapkan pertahanan dan kita membantu penyerangan.”
Walaupun tujuan utama Hitler mendapatkan Lebensraum di Timur, bernama Russia, dia memusatkan seluruh konferensi pada tujuan pertamanya, penguasaan atas Austria dan Czechoslovakia untuk melindungi sayap timur dan selatan Jerman. Hitler menguraikan tiga strategi untuk mendapatkan hal ini, masing-masing dirancang berperan besar pada kelemahan politik dan militer Perancis dan Inggris.
Dalam skenario pertama, Hitler akan menunggu sampai tahun 1943 ketika pemulihan persenjataan selesai dan Perancis dan Inggris akan dengan kesulitan mengikuti. Yang kedua, dia akan bertindak cepat dengan mengamati masalah politik internal Perancis, menunggu peluang untuk menyerang Czechoslovakia pada saat Perancis dilemahkan oleh krisis utama seperti perang sipil. Ketiga, dia akan menyerang secepatnya pada tahun 1938 ke Austria dan Czechoslovakia jika Perancis jatuh dalam konflik militer dengan negara lain, seperti dengan sekutu baru Jerman, Fasis Italia.
Penjelasan Hitler yang dapat menyebabkan resiko dimulainya perang dalam skala besar di Eropa itu mengejutkan yang hadir, terutama Blomberg dan Fritsch yang, sesuai dengan catatan Hossbach, “berulangkali meyakinkan pentingnya Inggris dan Perancis tidak berperan sebagai musuh kita.”
Mereka tidak keberatan secara moral atas rencana perang Hitler tetapi hanya berdasarkan pertimbangan praktis. Jerman, dalam pandangan mereka, jauh dari siap untuk perang, dan bahkan pada tahun 1943 tidak akan cukup punya persenjataan.
Setelah konferensi, Neurath yang kebingungan pulang dan menderita serangkaian serangan jantung. Sementara itu, Blomberg dan Fritsch, tetap teguh menolak rencana Hitler. Reaksi mereka sepenuhnya tak dapat diterima oleh Führer dan dia memutuskan keduanya harus pergi. Untuk menyingkirkan dua jenderal itu, Hitler akan menyerahkan pada ahli pembuat jebakan, Himmler dan Heydrich.
Foto Adolf Hitler di Tahun 1941




Foto ini diambil pada selasa pagi tanggal 10 Juni 1941 dan memperlihatkan saat Adolf Hitler dan sekutunya dari Rumania, Marsekal Ion Antonescu, keluar dari gedung Führerbau di Münich. Di belakang mereka mengiringi, dari kiri ke kanan: Gesandter Paul-Otto Schmidt (offizieller Dolmetscher Adolf Hitlers), Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef des Oberkommandos der Wehrmacht) dan Reichsminister Joachim von Ribbentrop (Reichsminister des Auwärtigen). Hitler dan Antonescu membicarakan (selama berjam-jam) tentang kemungkinan kerjasama militer Jerman-Rumania dalam Operasi Barbarossa yang akan dilancarkan terhadap Uni Soviet
Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #20 untuk Hauptmann Werner Baumbach yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze (Rastenburg) pada bulan Juli 1941 dan diserahkan langsung dari tangan Adolf Hitler. Di latar belakang kita bisa melihat sebuah bangunan yang terkamuflase dengan baik menggunakan daun-daunan. Foto ini diambil oleh Heinrich Hoffmann, fotografer pribadi Hitler. Baumbach mendapatkan medali tersebut secara resmi pada tanggal 14 Juli 1941 (sebagai Staffelkapitän 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "Adler") setelah berhasil menenggelamkan kapal-kapal Sekutu dengan total tonase 240.000 GRT




Acara kunjungan Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) ke Stabsquartier Heeresgruppe Mitte di Borisov (Belarusia) pada tanggal 4 Agustus 1941. Mengikuti di belakangnya adalah General der Artillerie Alfred Jodl (Chef des Wehrmachtsführungsstabes im Oberkommando der Wehrmacht) yang baru keluar dari pintu, sementara yang memegang Interimstab (tongkat komando) di sebelah Hitler adalah Generalfeldmarschall Fedor von Bock (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Mitte). Menunggu sang Führer sambil membukakan pintu mobil adalah salah seorang pelayannya, SS-Hauptsturmführer Heinz Linge. Dikatakan bahwa para perwira tinggi militer yang bertemu dengan Hitler di Stabsquartier Heeresgruppe Mitte membawa serta pistol mereka karena kekhawatiran akan datangnya serangan mendadak pasukan Rusia! Selain itu di atas jendela markas ditempatkan pula Scharfschütze (sniper) untuk menangkal setiap ancaman terhadap jiwa sang Führer
Acara kunjungan Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) ke Stabsquartier Heeresgruppe Mitte di Borisov (Belarusia) pada tanggal 4 Agustus 1941. Disini sang pemimpin Jerman duduk di sebelah supir pribadinya, SS-Sturmbannführer Erich Kempka, sementara di kursi belakang nongkrong Generalfeldmarschall Fedor von Bock (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Mitte). Mobil yang tampak dalam foto ini kemungkinan besar adalah Mercedes-Benz W150 cabriolet
Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk tiga orang pilot pemburu Luftwaffe. Dari kiri ke kanan: Major Günther Lützow (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 3. Eichenlaub #27 tanggal 20 Juli 1941), Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 53. Eichenlaub #29 tanggal 24 Juli 1941), Oberleutnant Josef Priller (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 26. Eichenlaub #28 tanggal 20 Juli 1941), dan Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler). Upacaranya sendiri diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus 1941 di Führerhauptquartier Wolfsschanze (Rastenburg). Foto oleh Kriegsberichter Scherl
Perundingan strategi perang tanggal di Wolfsschanze tanggal 25 Agustus 1941. Dari kiri ke kanan: Major Eckhard Christian (persönlicher Generalstabsoffizier des Chef der Oberkommando Wehrmacht), Führer Adolf Hitler, dan General der Artillerie Alfred Jodl (Chef Wehrmacht-Führungsamt und Führungsstab der Wehrmacht)

Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd), Benito Mussolini (pemimpin Italia), dan Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler). Foto ini diambil di sebuah lapangan udara di Front Timur pada tanggal 28 Agustus 1941 saat Mussolini dan Hitler mengunjungi markas besar Heeresgruppe Süd di Uman/Cherkasy Oblast (Ukraina). Foto oleh Heinrich Hoffmann, fotografer pribadi Hitler



%2C%2BOberst%2BFranz%2BScheidies%2B(43.%2BEL)%2C%2BOberleutnant%2BErnst-Georg%2BBuchterkirch%2B(44.%2BEL).jpg)
Foto Adolf Hitler di Tahun 1943



Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berbincang-bincang dengan Dipl.-Ing. Dr. mont. Hans Malzacher (Generaldirektor der Berghütte Teschen), sementara di belakangnya memperhatikan SS-Gruppenführer Julius Schaub (tertutup Hitler, Chefadjutant des Führers Adolf Hitler), Gauleiter August Eigruber (Gauleiter Oberdonau und Landeshauptmann Oberösterreich) dan SS-Obergruppenführer Martin Bormann (Stabsleiter im Amt des Stellvertreters des Führers). Yang terakhir terkenal ke seantero Reich sebagai "penjilat Hitler nomor satu", dan foto ini memperlihatkan dengan jelas bagaimana Bormann meniru tindak-tanduk tuannya, termasuk posisi kakinya. Ekspresi mukanya juga tampak tidak senang manakala ada "orang lain" antara dia dengan Hitler, yang juga meniru gaya sang Führer dengan lebih "faseh"! Foto diambil oleh Walter Frentz tanggal 4 Maret 1943 di Nibelungenwerk Sankt Valentin di Linz (Austria) yang merupakan pusat produksi panzer Wehrmacht
Perundingan para panglima militer Jerman di Front Timur yang diadakan di markas besar Heeresgruppe Süd di Zaporozhye tanggal 9 Maret 1943. Dari kiri ke kanan: Generaloberst Richard Ruoff (Oberbefehlshaber 17. Armee); Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler); General der Infanterie Kurt Zeitzler (Chef des Generalstabes des Heeres); Generalfeldmarschall Ewald von Kleist (Oberbefehlshaber Heeresgruppe A); General der Panzertruppe Werner Kempf (Kommandierender General Armeeabteilung Kempf); Generalfeldmarschall (Luftwaffe) Dr.-Ing. Wolfram Freiherr von Richthofen (Oberbefehlshaber Luftflotte 4); General der Flakartillerie (Luftwaffe) Otto Deßloch (Kommandierender General I. Flak-Korps); Generalmajor Rudolf Schmundt (Chefadjutant des Heeres beim Führer und Oberbefehlshaber der Wehrmacht); General der Kavallerie Eberhard von Mackensen (Oberbefehlshaber 1. Panzer-Armee); dan General der Infanterie Karl-Adolf Hollidt (Oberbefehlshaber 6. Armee)

Perundingan para panglima militer Jerman di Front Timur yang diadakan di markas besar Heeresgruppe Süd di Zaporozhye tanggal 9 Maret 1943. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erich von Manstein (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd); Generaloberst Richard Ruoff (Oberbefehlshaber 17. Armee); dan Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler)

Perundingan para panglima militer Jerman di Front Timur yang diadakan di markas besar Heeresgruppe Süd di Zaporozhye tanggal 9 Maret 1943. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erich von Manstein (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd); General der Flieger Curt Pflugbeil (baris belakang, Kommandierender General IV. Flieger-Korps); General der Flieger Martin Fiebig (baris belakang, Kommandierender General VIII. Flieger-Korps); Generaloberst Richard Ruoff (Oberbefehlshaber 17. Armee); Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler); General der Infanterie Kurt Zeitzler (Chef des Generalstabes des Heeres); Generalfeldmarschall Ewald von Kleist (Oberbefehlshaber Heeresgruppe A); dan General der Panzertruppe Werner Kempf (Kommandierender General Armeeabteilung Kempf)

Perundingan para panglima militer Jerman di Front Timur yang diadakan di markas besar Heeresgruppe Süd di Zaporozhye tanggal 9 Maret 1943. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erich von Manstein (terpotong, Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd); General der Flieger Martin Fiebig (baris belakang, Kommandierender General VIII. Flieger-Korps); Generaloberst Richard Ruoff (Oberbefehlshaber 17. Armee); Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler); General der Infanterie Kurt Zeitzler (Chef des Generalstabes des Heeres); Generalfeldmarschall Ewald von Kleist (Oberbefehlshaber Heeresgruppe A); General der Panzertruppe Werner Kempf (Kommandierender General Armeeabteilung Kempf); dan Generalfeldmarschall (Luftwaffe) Dr.-Ing. Wolfram Freiherr von Richthofen (baris belakang, Oberbefehlshaber Luftflotte 4)


Perundingan para panglima militer Jerman di Front Timur yang diadakan di markas besar Heeresgruppe Süd di Zaporozhye tanggal 9 Maret 1943. Dari kiri ke kanan: Generalmajor Rudolf Schmundt (Chefadjutant des Heeres beim Führer und Oberbefehlshaber der Wehrmacht); General der Flieger Günther Korten (Kommandierender General I. Flieger-Korps); General der Panzertruppe Werner Kempf (Kommandierender General Armeeabteilung Kempf); Generalfeldmarschall Erich von Manstein (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd);Generaloberst Richard Ruoff (Oberbefehlshaber 17. Armee); dan Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler)

Adolf Hitler keluar dari ruang perundingan bersama para panglima Ostfront di Zaporozhye, Ukraina, tanggal 9 Maret 1943, dengan disambut oleh gegap gempita "Heil Hitler" dan salam hormat Nazi. Di belakangnya adalahGeneralmajor Rudolf Schmundt (Chefadjutant des Heeres beim Führer und Oberbefehlshaber der Wehrmacht). Semua orang dalam foto ini memakai seragam penahan hawa dingin karena saat itu musim semi baru saja bermula

Pada tanggal 18-19 Maret 1943 Hitler mengunjungi kota Rügenwalde/Pomerania (Jerman) untuk melihat demonstrasi meriam terbesar di dunia Eisenbahngeschütz "Dora" (kaliber 800mm!). Dengan disaksikan oleh Sang Führer dan para pengiringnya, artileri yang bergerak melalui jalan kereta khusus tersebut menembakkan dua peluru yang besarnya amit-amit. Foto ini diambil pada tanggal 19 Maret 1943 oleh Walter Frentz dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: General der Artillerie Alfred Jodl (Chef Wehrmacht-Führungsamt), SS-Oberführer Prof. Dr.-Ing. e.h. mult. Ferdinand Porsche (Vorsitzender der Panzerkommission), Generaloberst Heinz Guderian (Generalinspekteur der Panzertruppen), Generalleutnant Walter Buhle (Chef vom Heeresstab im Oberkommando der Wehrmacht), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef des Oberkommando der Wehrmacht), Hauptdienstleiter Dipl.-Ing. Karl-Otto Saur (Staatssekretär im Reichsministerium für Rüstung und Kriegsproduktion), dan SS-Gruppenführer Julius Schaub (Chefadjutant des Führers Adolf Hitler)



Lukisan Hitler karya Willy Exner menggantung di latar belakang sementara para top-notch Nazi sedang berunding untuk membahas rencana pembangunan di Linz saat acara kunjungan Hitler ke kota di Austria tersebut, 4 April 1943. Dari kiri ke kanan: tidak dikenal, Roderich Fick (arkhitekt), Führer Adolf Hitler, SS-Obergruppenführer August Eigruber (Gauleiter des Gaues Oberdonau); SS-Brigadeführer Prof.dr.med. Karl Brandt (Hitlers Begleitarzt); Prof. Heinrich Hoffmann (Reichsbilderstatter der NSDAP); Reichsminister Prof.Dr.-Ing. Albert Speer (Reichsminister für Bewaffnung und Kriegsproduktion); Reichsleiter Martin Bormann (Sekretär des Führers); dan Hermann Giesler (membelakangi kamera, architekt)
Foto ini diambil oleh Walter Frentz tanggal 4 April 1943 di Reichswerke Hermann Göring, Linz (Jerman), saat Hitler melakukan kunjungan sekaligus inspeksi ke Eisenbahngeschütz 80 cm Kanone Schwerer Gustav, artileri terbesar yang pernah dibuat manusia dalam Perang Dunia II! Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Walter Buhle (Chef vom Heeresstab im Oberkommando der Wehrmacht), Ingenieur Erich Müller (Wehrwirtschaftsführer), Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef des Oberkommando der Wehrmacht), Reichsleiter Martin Bormann (Stabsleiter im Amt des Stellvertreters des Führers), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), Prof.Dr.-Ing.Albert Speer (Reichsminister für Rüstung und Kriegsproduktion), dan SS-Gruppenführer Julius Schaub (tidak terlihat di foto ini, Chefadjutant des Führers Adolf Hitler)
Adolf Hitler menganugerahkan Ritterkreuz pada Generale d'Armata (Kolonel Jenderal) Italo Gariboldi, panglima 8.Armata di Rusia (1942-1943). Upacara ini diselenggarakan pada bulan April 1943 dengan dihadiri oleh para perwira tinggi Jerman dan Italia. Dalam foto ini kita bisa melihat kehadiran Reichsamtsleiter Johannes Engel (paling kiri), Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (kedua dari kiri) dan Generalleutnant Rudolf Schmundt (ketiga dari kiri)
Upacara penganugerahan Eichenlaub #223 untuk Großadmiral Karl Dönitz yang diselenggarakan tanggal 6 April 1943 di Berghof Obersalzberg (Ullstein memberikan data yang sedikit berbeda dengan mengatakan bahwa upacaranya diadakan pada tanggal 7 April 1943)
Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Adolf Hitler (Führer des Großdeutschen Reiches) untuk 14 orang anggota Wehrmacht (7 dari Heer, 6 dari Luftwaffe dan 1 dari Waffen-SS) yang diselenggarakan di Berghof, Obersalzberg (tepatnya di Große Halle alias Aula Akbar), pada tanggal 16 April 1943. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Walter Scheunemann (Kommandeur I.Bataillon / Grenadier-Regiment 272 / 93.Infanterie-Division. Eichenlaub #202 tanggal 6 Maret 1943), Oberleutnant der Reserve Josef Bremm (Chef 5.Kompanie / II.Bataillon / Grenadier-Regiment 426 /126.Infanterie-Division. Eichenlaub #165 tanggal 23 Desember 1942), Hauptmann der Reserve Heinrich Schüler (Kommandeur II.Bataillon / Grenadier-Reimengt 525 / 298.Infanterie-Division. Eichenlaub #218 tanggal 2 April 1943), Hauptmann Peter Frantz (Kommandeur Sturmgeschütz-Abteilung "Großdeutschland" / Infanterie-Division "Großdeutschland" [motorisiert] . Eichenlaub #228 tanggal 14 April 1943), Oberleutnant Werner Baumgarten-Crusius (Führer I.Bataillon / Grenadier-Regiment 156 [motorisiert] / 16.Infanterie-Division [motorisiert]. Eichenlaub #199 tanggal 27 Februari 1943), Oberfeldwebel Rudolf Schlee (Zugführer di 6.Kompanie / II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 13 / 4.Gebirgs-Division "Enzian". Eichenlaub #222 tanggal 6 April 1943), Unteroffizier der Reserve Georg Rietscher (bersalaman dengan Hitler. Vorwärtser Beobachter 14.Kompanie / III.Bataillon / Grenadier-Regiment 513 / 294.Infanterie-Division. Eichenlaub #210 tanggal 14 Maret 1943), Oberstleutnant Paul-Werner Hozzel (Geschwaderkommodore Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann". Eichenlaub #230 tanggal 14 April 1943), Major Werner Streib (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1. Eichenlaub #197 tanggal 26 Februari 1943), Oberleutnant Theodor Nordmann (mit der Führung beauftragt III.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 1. Eichenlaub #214 tanggal 17 Maret 1943), Oberleutnant Hans Ulrich Rudel (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann". Eichenlaub #229 tanggal 14 April 1943), Hauptmann Egon Mayer (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen". Eichenlaub #232 tanggal 16 April 1943), Hauptmann Georg Dörffel (mit der Führung beauftragt I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 1. Eichenlaub #231 tanggal 14 April 1943), dan SS-Standartenführer Hinrich Schuldt (Kommandeur SS-Brigade "Schuldt". Eichenlaub #220 tanggal 2 April 1943)
Albert Speer menerima Fritz-Todt-Ring dari tangan Hitler tanggal 2 Juni 1943 di Führerhauptquartier Vinnitsa. Tercatat hanya tiga orang yang menerima cincin kehormatan ini, dengan Speer merupakan penerima pertama (yang lainnya adalah Dr. Julius Dorpmüller tanggal 24 Juli 1944 dan Dr. Wilhelm Ohnesorge). Pemberian cincin ini disponsori oleh Nationalsozialistischer Bund Deutscher Technik, NSBDT (Persatuan Nasional-Sosialis untuk Teknologi Jerman) sebagai penghormatan bagi mendiang Dr. Fritz Todt. Todt sendiri adalah kepala NSBDT kedua setelah Gottfried Feder, dan setelah dia meninggal posisinya lalu diberikan kepada Albert Speer
Upacara penganugerahan medali Eichenlaub dan Schwerter oleh Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) untuk para perwira dan bintara Wehrmacht/Waffen-SS yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze bulan Juni 1943. Para penerima dari kiri ke kanan: Generalleutnant Hans-Karl von Scheele (Eichenlaub #217 tanggal 2 April 1943. Kommandierender General Korps Scheele), Oberst Walter Gorn (Schwerter #30 tanggal 8 Juni 1943. Kommandeur Panzergrenadier-Regiment 10 / 9.Panzer-Division), Oberst Karl Löwrick (Eichenlaub #247 tanggal 17 Mei 1943. Kommandeur Grenadier-Regiment 272 / 93.Infanterie-Division), Oberst Franz Griesbach (Eichenlaub #242 tanggal 17 Mei 1943. Kommandeur Grenadier-Regiment 399 / 170.Infanterie-Division), Hauptmann Waldemar von Gazen (Eichenlaub #182 tanggal 18 Januari 1943. Kommandeur I.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 66 / 13.Panzer-Division), Hauptmann Erich Bärenfänger (Eichenlaub #243 tanggal 17 Mei 1943. Kommandeur III.Bataillon / Grenadier-Regiment 123 / 50.Infanterie-Division), SS-Sturmbannführer August Dieckmann (Eichenlaub #233 tanggal 16 April 1943. Kommandeur I.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment "Germania" / SS-Panzergrenadier-Division "Wiking"), Oberleutnant der Reserve Wilhelm Niggemeyer (Eichenlaub #241 tanggal 17 Mei 1943. Adjutant Pionier-Bataillon 26 / 26.Infanterie-Division), dan Oberfeldwebel Ernst Kruse (Eichenlaub #245 tanggal 17 Mei 1943. Zugführer di 7.Kompanie / Panzergrenadier-Regiment 3 / 3.Panzer-Division)


Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Adolf Hitler (Führer des Großdeutschen Reiches) untuk 14 orang anggota Wehrmacht (7 dari Heer, 6 dari Luftwaffe dan 1 dari Waffen-SS) yang diselenggarakan di Berghof, Obersalzberg (tepatnya di Große Halle alias Aula Akbar), pada tanggal 16 April 1943. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Walter Scheunemann (Kommandeur I.Bataillon / Grenadier-Regiment 272 / 93.Infanterie-Division. Eichenlaub #202 tanggal 6 Maret 1943), Oberleutnant Werner Baumgarten-Crusius (Führer I.Bataillon / Grenadier-Regiment 156 [motorisiert] / 16.Infanterie-Division [motorisiert]. Eichenlaub #199 tanggal 27 Februari 1943), Oberfeldwebel Rudolf Schlee (Zugführer di 6.Kompanie / II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 13 / 4.Gebirgs-Division "Enzian". Eichenlaub #222 tanggal 6 April 1943), Unteroffizier der Reserve Georg Rietscher (bersalaman dengan Hitler. Vorwärtser Beobachter 14.Kompanie / III.Bataillon / Grenadier-Regiment 513 / 294.Infanterie-Division. Eichenlaub #210 tanggal 14 Maret 1943), Oberstleutnant Paul-Werner Hozzel (Geschwaderkommodore Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann". Eichenlaub #230 tanggal 14 April 1943), Major Werner Streib (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1. Eichenlaub #197 tanggal 26 Februari 1943), Oberleutnant Theodor Nordmann (mit der Führung beauftragt III.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 1. Eichenlaub #214 tanggal 17 Maret 1943), Oberleutnant Hans Ulrich Rudel (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann". Eichenlaub #229 tanggal 14 April 1943), Hauptmann Egon Mayer (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen". Eichenlaub #232 tanggal 16 April 1943), Hauptmann Georg Dörffel (mit der Führung beauftragt I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 1. Eichenlaub #231 tanggal 14 April 1943), dan SS-Standartenführer Hinrich Schuldt (Kommandeur SS-Brigade "Schuldt". Eichenlaub #220 tanggal 2 April 1943). Antara Scheunemann dan Baumgarten-Crusius sebenarnya terdapat tiga orang lagi cuma tidak terlihat dari sudut foto ini: Oberleutnant der Reserve Josef Bremm (Chef 5.Kompanie / II.Bataillon / Grenadier-Regiment 426 /126.Infanterie-Division. Eichenlaub #165 tanggal 23 Desember 1942), Hauptmann der Reserve Heinrich Schüler (Kommandeur II.Bataillon / Grenadier-Reimengt 525 / 298.Infanterie-Division. Eichenlaub #218 tanggal 2 April 1943), dan Hauptmann Peter Frantz (Kommandeur Sturmgeschütz-Abteilung "Großdeutschland" / Infanterie-Division "Großdeutschland" [motorisiert] . Eichenlaub #228 tanggal 14 April 1943)

Upacara penganugerahan medali Eichenlaub dan Schwerter oleh Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) untuk para perwira dan bintara Wehrmacht/Waffen-SS yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze bulan Juni 1943. Para penerima dari kiri ke kanan: Generalleutnant Hans-Karl von Scheele (Eichenlaub #217 tanggal 2 April 1943. Kommandierender General Korps Scheele), Oberst Walter Gorn (Schwerter #30 tanggal 8 Juni 1943. Kommandeur Panzergrenadier-Regiment 10 / 9.Panzer-Division), Oberst Karl Löwrick (Eichenlaub #247 tanggal 17 Mei 1943. Kommandeur Grenadier-Regiment 272 / 93.Infanterie-Division), Oberst Franz Griesbach (Eichenlaub #242 tanggal 17 Mei 1943. Kommandeur Grenadier-Regiment 399 / 170.Infanterie-Division), Hauptmann Waldemar von Gazen (Eichenlaub #182 tanggal 18 Januari 1943. Kommandeur I.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 66 / 13.Panzer-Division), Hauptmann Erich Bärenfänger (Eichenlaub #243 tanggal 17 Mei 1943. Kommandeur III.Bataillon / Grenadier-Regiment 123 / 50.Infanterie-Division), SS-Sturmbannführer August Dieckmann (Eichenlaub #233 tanggal 16 April 1943. Kommandeur I.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment "Germania" / SS-Panzergrenadier-Division "Wiking"), Oberleutnant der Reserve Wilhelm Niggemeyer (Eichenlaub #241 tanggal 17 Mei 1943. Adjutant Pionier-Bataillon 26 / 26.Infanterie-Division), dan Oberfeldwebel Ernst Kruse (Eichenlaub #245 tanggal 17 Mei 1943. Zugführer di 7.Kompanie / Panzergrenadier-Regiment 3 / 3.Panzer-Division)





Tanggal dan lokasi: 15 September 1943 di Führerhauptquartier. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Nicolaus von Below (Luftwaffen-Adjutant der "Adjutantur der Wehrmacht beim Führer und Reichskanzler"); Oberstleutnant Gerhard Engel (Heeres-Adjutant der "Adjutantur der Wehrmacht beim Führer und Reichskanzler");Generalfeldmarschall Erich von Manstein (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Süd); Oberst im Generalstab Joachim Meichßner (Chef der Organisationsabteilung im Wehrmachtführungsstab); Generalleutnant Theodor Busse (Chef des Generalstabes Heeresgruppe Süd), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), dan General der Infanterie Kurt Zeitzler (Chef des Generalstabes des Heeres)



Upacara penganugerahan medali untuk para pilot Luftwaffe yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze tanggal 22 September 1943, diserahkan langsung oleh Adolf Hitler. Para penerima, dari kiri ke kanan: Major Hartmann Grasser (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 51 "Mölders") yang mendapatkan Eichenlaub #288, Hauptmann Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 100) yang mendapatkan Eichenlaub #290, Hauptmann Günther Rall (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 52) yang mendapatkan Schwerter #34, dan Hauptmann Walter Nowotny (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 54) yang mendapatkan Schwerter #37
Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk dua orang perwira SS yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze/Rastenburg bulan Oktober 1943. Dari kiri ke kanan: SS-Standartenführer Heinz Harmel (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment "Deutschland" / SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich". Eichenlaub #296 tanggal 7 September 1943), SS-Obersturmbannführer Otto Baum (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment "Totenkopf" / SS-Panzergrenadier-Division "Totenkopf". Eichenlaub #277 tanggal 22 Agustus 1943), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler), dan Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und Deutschen Polizei). Terlihat perban masih membebat bagian leher Harmel yang terluka, luka yang didapatkannya di medan pertempuran tanggal 2 Oktober 1943. Foto ini sendiri terdapat dalam buku "On the Field of Honor: A History of the Knight's Cross Bearers" karya John R. Angolia








Subscribe to: Posts (Atom)
No comments:
Post a Comment